Kalau di zaman dahulu, mungkin ilmu pengasihan atau pemikat dengan menggunakan sarana mantra-mantra serta kemenyan, namun kini ilmu itu telah berubah menjadi "mantra-mantra" berupa merk-merk modern yang belum tentu dapat dijangkau semua orang. Seorang gadis akan mudah terpikat melihat pemuda mengendarai mobil sport keluaran terbaru. Meskipun wujudnya berubah, namun tujuannya tetap sama, yakni memikat hati orang yang dikasihinya. Kemenyannya kini diganti dengan parfum bermerk yang mahal. Mungkin satu bulan gaji dapat dihabiskan guna membeli parfum semacam itu.
Meskipun demikian, ilmu pengasihan atau pemikat dapat pula disalah gunakan. Ini terjadi baik di zaman dahulu maupun sekarang. Banyak orang terpikat oleh program-program investasi yang menjanjikan keuntungan luar biasa. Beberapa waktu yang lalu, kita dapat membaca di berbagai surat kabar, mengenai orang-orang yang menjadi korban investasi palsu. Barangkali kita juga sering mendapatkan SMS bahwa kita menang undian tertentu. Namun itu semua hanya tipuan. Meskipun demikian, banyak juga orang yang tertipu dan kehilangan uangnya. Orang terpikat oleh janji-janji menggiurkan berupa keuntungan besar yang didapat dengan mudah tanpa perlu bekerja keras.
Bila kita merenungkan lebih jauh, sesungguhnya ilmu pemikat hanya dapat bekerja jika masih terdapat nafsu keserakahan dalam diri manusia (lobha). Seseorang yang sudah bebas dari segenap nafsu keinginan (tanha) tidak akan terpengaruh oleh kekuatan ilmu pemikat.Sebagai penutup renungan ini, kita perlu senantiasa waspada terhadap segenap ilmu pemikat bertujuan tidak baik yang ada di sekitar kita. Apabila Ananda saja yang menghabiskan sebagian besar waktunya mengikuti Hyang Buddha dapat terkena ilmu semacam itu, tentunya kita harus lebih mewaspadai lagi agar tak terkena ilmu semacam itu. Kuncinya terletak pada pengendalian pikiran.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar